10 April 2013

SALUT PADA MAYJEN TNI HARDIONO SAROSO !

Kami dari blog Kisah Hidup IW menyatakan SALUT dan BANGGA dengan Mayjen TNI Hardiono Saroso ! INI JENDERAL YANG BISA MENJADI PANUTAN ! BERTANGGUNGJAWAB PENUH TERHADAP ANGGOTA !

Jiwa KORSA harus dipegang teguh oleh TNI, apapun yang terjadi.

BELA ANAK BUAH, apapun yang terjadi, termasuk DICOPOT sebagai Pangdam IV Diponegoro.

Apalah artinya PREMAN bagi NUSA DAN BANGSA ! Mereka LAYAK dan PATUT DISIKAT ! Mereka LAYAK DIPETRUS ! Mereka GAK ADA KONTRIBUSI APAPUN BAGI BANGSA DAN NEGARA !

Kami mendukung Mayjen Hardiono Saroso dalam membela 11 anggota Kopassus yang terlibat penyerangan PREMAN di LAPAS CEBONGAN Sleman Jogjakarta !

Eks Pangdam Diponegoro Bangga pada 11 TNI Penyerang Lapas. Sumber: Kompas, 10 April 2013, 15:23 WIB

 

SEMARANG, KOMPAS.com — Mayor Jenderal TNI Hardiono Saroso, mantan Pangdam IV/Diponegoro, mengaku hormat dan bangga terhadap 11 prajurit Angkatan Darat yang saat ini masih menjalani pemeriksaan. Prajurit anggota Kopassus Grup 2 Kandang Menjangan Kartasura itu merupakan terduga pelaku penyerangan ke Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Cebongan, Sleman, Yogyakarta. 

"Sudahlah, sekarang yang perlu kita bicarakan itu ke depannya, saya hormat, bangga, kepada 11 prajurit Angkatan Darat yang saat ini sedang menjalani pemeriksaan di Pomdam," ungkapnya pada acara pisah sambut dengan pangdam baru di Markas Kodam IV/Diponegoro, Rabu (10/4/2013). 

Ia mengatakan bangga atas 11 prajurit yang mempertaruhkan karier, pangkat, dan jabatannya. Hal ini menurutnya menjadi bentuk soliditas yang tidak bisa tergoyahkan. 

"Saya menaruh hormat, bangga, menjunjung tinggi sikap ksatria, kejujuran prajurit Angkatan Darat. Saya harus sama dong karena mereka berikan contoh kepada saya. Saya beri contoh kepada mereka," tandasnya. 

Ia mengatakan, hidup adalah pilihan sehingga jangan memilih di tengah karena menurutnya hal itu sebenarnya bukan pilihan. Ia menegaskan, beranilah menentukan pilihan meski nyawa taruhannya. 

"Saya tidak berpikir lagi, karier, jabatan, nyawa saja kasihkan untuk Negara Kesatuan Republik Indonesia untuk soliditas satuan," ujarnya. 

Dalam kesempatan itu ia juga bercerita tentang jiwa korsa (korps kesatuan) sebagai kebanggaan seorang prajurit. Jiwa korsa—untuk menjaga kedaulatan negara tersebut—sama saja di seluruh dunia. 

"Saya dari letnan dua sampai kolonel banyak berkecimpung di operasi. Ada anggota saya gugur, tapi gugurnya secara terhormat; itulah kehormatan prajurit," ucapnya. 

Terkait pernyataan sebelumnya bahwa tidak ada anggotanya yang terlibat, ia mengatakan bahwa saat kejadian dia tengah melakukan apel komandan satuan. Oleh sebab itu, ia mengaku langsung melakukan cek dan ricek. 

"Saat itu belum diketahui siapa pelakunya dan saya laporkan. Kalau memang terjadi, itulah bentuk tanggung jawab saya sebagai pangdam sebagai komandan garnisun, saya laporkan ke Kasad, saya yang bertanggung jawab," ungkapnya juga mengatakan bahwa betapa banyaknya tugas sebagai seorang pangdam.