04 December 2012

Ban Bocor

Ban dalam diganti tas kresek bekas... get smart gitu loh...


Manusia diciptakan untuk dapat beradaptasi dengan lingkungannya. IW termasuk diantara sekian banyak orang yang harus bertahan hidup menghadapi persoalan hidup yang rumit.

Kita sudah ceritakan bagaimana IW dapat bertahan hidup hingga kini. Sejak membuka warung Siomay, IW babak belur dengan persoalan baru yang muncul.

Modal IW hanya semangat pantang menyerah. Persoalan hidup yang dihadapi diselesaikan dengan pendekatan-pendekatan.

Contoh sederhana adalah ketika menghadapi persoalan ban bocor. Anda pasti sering menghadapi ban sepeda motor Anda bocor ditengah jalan. Anda masih punya uang untuk mencari tukang tambal ban terdekat. Setelah menambal ban, persoalan Anda selesai.

Bagaimana dengan persoalan ban bocor pada rombong atau gerobak jualan IW?

Biaya untuk menambal ban murah untuk ukuran orang yang mampu. Hanya Rp 5.000,- saja. Tetapi buat IW uang sebesar itu sangatlah berarti dalam hidupnya. Bisa buat modal lagi atau dipakai untuk kebutuhan lain.

Saat menghadapi ban bocor, otak IW bekerja bagaimana ban itu bisa dipakai lagi tanpa mengeluarkan ongkos dan biaya ke tukang tambal ban.

Solusinya?

IW mengumpulkan tas kresek bekas. Di rumah IW banyak sekali tas kresek bekas bungkus belanjaan IW kalau lagi kulakan barang dagangan.

Setelah terkumpul, ban yang bocor dikeluarkannya. Tidak dibuang tetapi disimpan, siapa tahu suatu saat bisa digunakan lagi.

Dengan alat-alat yang dimiliki termasuk besi pengungkit ban, IW bekerja.

Ban diganti dengan tas kresek hingga penuh. Kalau orang bilang istilahnya ban mati. Setelah selesai jadilah ban yang tadinya bocor sekarang terisi penuh dengan tas kresek.

Yah, lumayan menghemat Rp 5.000,-... daripada membuang tas kresek bekas, lebih baik diberdayakan menjadi ban mati... get smart gitu loh...


Referensikan Blog Ini dengan nama domain : www.kisahhidupiw.blogspot.com