14 July 2012

Nganjuk Kota Angin


 
Sudah terkenal sejak dahulu bahwa Kota Lengkong Nganjuk disebut sebagai kota angin. Bulan ini angin bertiup kencang. Humidity tinggi sehingga dingin sekali di Lengkong. Terutama daerah dimana IW berjualan Siomay dan Es Dopink.

IW berjualan persis didekat jembatan Kali Widas di Lengkong Nganjuk yang juga bersebelahan dengan lapangan bola. Saat ini sedang digelar Pasar Malam di lapangan itu. Dengan berjualan didaerah terbuka, resiko terhadap angin yang menerpa cukup serius.

Lihat saja tenda warung IW yang robek oleh hembusan angin yang kencang.

Dengan robeknya terpal di tenda IW, terpaksa IW harus putar otak bagaimana mengganti terpal yang robek tersebut. Harga terpal itu nggak mahal bagi ukuran orang berduit. Di toko Agung Lengkong, sebuah toko bahan bangunan terkenal di kota Lengkong, harga tenda itu hanya Rp 72.000,- . Namun dengan kondisi ekonomi IW yang tak kunjung membaik, IW terpaksa meminjam uang pada seorang rentenir di pasar, sebut saja namanya Mama Yanti, seorang Batak.

Sebutan rentenir pada orang yang berprofesi meminjamkan uang di pasar Lengkong, untuk sebagian orang mencibir profesi mereka.

Padahal dalam keadaan terjepit seperti IW, rentenir itu sangat membantu dalam hidup IW yang masih bergelut dengan kemiskinan.

Mama Yanti memang "menjual" uangnya. Itu semua untuk memenuhi kehidupannya serta keluarga. Apa yang salah dengan profesi itu. Karena bunga yang dibebankan tinggi? Mama Yanti berprofesi sebagai rentenir dengan menerapkan bunga tinggi, itu karena resiko yang ditanggungnya sangat besar dan rentan. Dengan meminjam uang tanpa bla bla bla, tanpa jaminan, tanpa prosedur berbelit, dia harus selektif dalam memutar uangnya.

"Jangan sampai uang saya dibawa lari orang, Mas" katanya.

Begitulah profesi rentenir. Jangan terlalu memandang sebelah mata, karena itu adalah sumber penghidupannya. Kalau semua orang memutar uangnya dengan berjualan, berbisinis, siapa yang akan memutar uang dengan cara itu? Bank, UKM, Pinjaman Lunak? Dengan seambrek aturan? Dengan keadaan terjepit seperti IW, banyak orang-orang yang senasib dengan IW, tidak punya jaminan apa-apa tetapi butuh uang untuk memutar usahanya? Rentenir merupakan pilihan.

Bagi pemerintah Indonesia, segera sejahterakan rakyat! Lihat Pemimpin negeri ini, jangan cuman mikirin perutnya sendiri. Melakukan korupsi berjamaah. Bagaimana mungkin Dewan Rakyat yang terhormat, melakukan bancakan uang negara untuk kepentingan perseorangan, kelompok dan partai politiknya.

Azab akan menimpa kita bila kita membiarkan keadaan seperti sekarang!

Ingat 127 (SBY) adalah target selanjutnya setelah Cessna 172, Compton Effect masih bergerak mencari korban di luar sana karena Anda termasuk ZALIM, membiarkan orang dalam kesulitan adalah ZALIM! Kapan dan dimana, hanya Allah Yang Maha Tahu. Insyaflah dengan kebobrokan moral yang terjadi di Indonesia! Kezaliman terhadap rakyat miskin akan menghancurkan Indonesia!