19 December 2011

Insyaallah Ada Jalan (9)

Manusia terlahir dengan kelebihan dan kekurangannya.Tidak terkecuali dengan IW.Selain kelebihan yang dimilikinya,mungkin ada juga kekurangan yang IW miliki.Namun apakah manusiawi menilai IW yang memiliki kelebihan dan kemudian kelebihan itu tinggal tertutup begitu saja dengan kekurangan yang dimilikinya.

Ada pepatah nila setitik merusak susu sebelanga.Pepatah ini pernah diucapkan oleh Kepala Human Capital TransTV Latief Harnoko ketika akan melakukan eksekusi pada hari pemecatan IW.

Tragedi dalam kehidupan IW kemudian terjadi bagai drama dalam sebuah sinetron setelah kata tersebut terucap dari seorang Kepala Human Resources Latief Harnoko.

Dengan segala cara kemudian IW menunjukkan arti kata pepatah itu pada Latief Harnoko.Nila setitik menjadi tumpahan darah yang melebar kemana-mana.

Mari dengan tidak memperpanjang prakata diatas kita simak tanya jawab eksklusif dengan narasumber kasus fitnah keji dan kejam terhadap IW yang dilakukan oleh Wishnutama Direktur Utama TransTV:

Tanya: Mas apa kabarnya?Kita kontak Anda tapi sulit sekali,ada berita baru?

Jawab: Oh ya maaf,saya sedang berada di Surabaya.Ada acara keluarga,saya juga lupa kalau hape saya mati karena kehabisan bateray.

Tanya: Oke.Ada acara apa kalau boleh tahu?

Jawab: Boleh saja.Itu acara peringatan 1 tahun meninggalnya Pakde tercinta yang telah menolong saya bangkit dari tragedi kehidupan saya.Saya banyak dibantu oleh Pakde saya dan kakak sepupu saya yang sudah saya anggap kakak kandung saya.Kakak sepupu saya telah menjadi panutan saya sekarang.Setiap ada persoalan yang menjebak kehidupan saya selalu saya konsultasikan sama kakak sepupu saya.Kebetulan dia seorang dokter,jadi ya nyambunglah kalau saya lagi curhat gitu.

Tanya: Apa yang Mas bisa ceritakan dalam peristiwa itu?

Jawab: Saya tadinya mau ke Surabaya dengan mengendarai motor tetapi kemudian saya batalkan karena hari itu mendung sangat pekat.Saya belokkan motor saya ke Stasiun Kereta Api di Kertosono.Disana saya inapkan motor karena acara tersebut paling tidak butuh waktu 2 hari.Biasanya ya begitu.Kalau lagi main kesana saya coba menginap karena selain banyak yang harus saya kerjakan saya juga suka kalau lagi disana.Rasanya adem gitu.Dulu waktu saya lagi stress,saya dibimbing oleh Pakde saya hingga stress saya berkurang.Kita banyak ngobrol dan saya mencoba mencari cara supaya bisa keluar dari masalah hidup saya.Tadinya saya pikir masalah hidup yang saya hadapi kayaknya tertimpa pada saya saja namun setelah banyak saya share ternyata banyak juga mereka yang mengalami kejadian seperti saya.Namun mereka tidak share ke orang lain jadi ya cuman dinikmati oleh dirinya saja.Nah kalau masalah hidup saya,ini sengaja saya share agar mereka yang juga dan nanti mengalami sudah siap dengan bekal yang saya sampaikan disini.

Tanya: Mas sendirian ke Surabaya?

Jawab: Oh tidak,saya bersama istri dan anak saya yang paling kecil.Dulu ketika saya masih aktif bekerja,saya jarang sekali berkunjung kemana-mana.Saya konsentrasi full ke pekerjaan.Sampai hari lebaran saja saya jarang menikmati dengan sanak keluarga.Nah sekarang saya coba membayar hutang silaturahmi itu.Biar terlambat asal selamat he he he saya ajak istri dan anak-anak untuk mengenal keluarga besar mereka.

Tanya: Boleh ceritakan perjalanan ke Surabaya,apa saja yang bisa di share pada pembaca blog ini?

Jawab: Oke.Begini.Saya mendapatkan sesuatu yang baik dalam perjalanan itu.Dulu ketika saya naik kereta api dari Kertosono ke Surabaya,meskipun sudah bayar tiket tapi tidak pernah dapat tempat duduk.Maklum kelas ekonomi.Tiketnya juga murah meriah.Cuman Rp 4.000,- per penumpang.Yang saya rada aneh ketika naik kereta ekonomi tersebut,banyak sekali penumpang yang berdiri dan tanpa tempat duduk.Saya menilai tidak manusiawi.Kelas boleh ekonomi tapi yang dinilai khan pelayanannya.Mungkin nggak ada snack atau makan kayak di kereta bisnis atau eksekutif.Jarak dari Kertosono ke Surabaya ditempuh dalam waktu 2,5 jam.Mungkin kalau ada yang bisnis atau eksekutif bisa 1,5 jam.Nah yang seperti itu kira-kira harga yang kita bayar.Sekarang berbeda 180 derajat.Tiket kalau kita beli di stasiun besar sudah ada nomor kereta dan nomor tempat duduk.Artinya dengan Rp 4.000,- tersebut kita bisa dapat kepastian tempat duduk.Penumpang yang dalam tiketnya tidak ada tempat duduk,maka dia harus berdiri atau menunggu kursi kosong kalau ada.Yang menarik setelah adanya perubahan itu,gerbong kereta sekarang lebih longgar.Nggak kayak dulu.Dimana-mana ada orang berdiri dan duduk di gang-gang kereta.Saya melihat perubahan mencolok itu dan ketika saya tahu kalau Menteri BUMN nya sekarang adalah Dahlan Iskan,saya acungkan jempol.Inilah eksekutif yang memotori perubahan mendasar pada BUMN termasuk PT KA.

Tanya: Mas kenal dengan Dahlan Iskan?

Jawab: Oh iya.Saya pernah ketemu sekali ketika beliau mau mendirikan JTV (Jawa Media TV) di Surabaya.Kebetulan saya ikutan jadi konsultannya JTV.Orangnya low profile.Meski ke kantor beliau selalu santai pakai celana pendek masih oke.Nggak neko-neko.Beliau tuh orang Surabaya jadi selain supel ngomongnya blak-blakan.Nggak pake basa basi.Dan kunci sukses itulah kemudian beliau mampu duduk menjadi Menteri di kabinetnya SBY.Saya salut sama Dahlan Iskan.

Tanya: Oke,terus cerita dalam kereta api bagaimana?

Jawab: Selain perubahan yang tadi saya sebut itu,ada juga masalah yang belum dapat diselesaikan.

Tanya: Misalnya?

Jawab: Soal pedagang asongan,pengamen kereta dan pengemis.

Tanya: Dimana-mana masalah itu selalu ada Mas...

Jawab: Betul sekali.Itulah wajah Indonesia kita.Pemimpin kita sibuk dengan urusan orang kaya.Jadi nggak sempat ngurusin orang miskin.Mereka itu butuh sandang pangan dan papan dan selama pemerintah belum mampu memberi lapangan pekerjaan yang baik bagi mereka,mereka akan tetap seperti itu.

Tanya: Bukannya mereka sudah terorganisir?

Jawab: Kalau kita ingin merubah wajah Indonesia ini,poinnya harus mengubah cara hidup mereka.Saya sedih ketika saya tahu ada ibu yang membawa bayi kemudian memelas meminta sedekah dengan menadahkan tangan.Kemudian saya juga sedih ketika ada orang tua yang juga menjadi pengemis.Masih mending pedagang asongan cuman sedihnya,mereka mengganggu perjalanan kita.Termasuk pengamen kereta.Tidak adakah cara yang lebih baik agar mereka punya bekal hidup lebih baik dalam hidupnya?Saya masih bersyukur,meskipun saya dipecat dll namun saya masih berusaha agak lebih baik dari mereka dengan berjualan Siomay dan Es Doger.

Tanya: Banyak masyarakat miskin itu melakukannya di kereta ekonomi,komentar Mas?

Jawab: Itulah yang saya herankan.Orang kita naik kereta ekonomi artinya taraf hidupnya masih pas-pasan tetapi coba lihat nurani mereka.Setiap kali ada pengemis atau pengamen atau pengasong,tangan mereka ringan sekali memberi.Justru yang seperti itu menarik buat saya.Ketika dulu sering naik kereta bisnis atau eksekutif,nggak ada kita mengeluarkan uang sepeserpun buat mereka.Ironis memang.Ternyata di Indonesia ini orang miskin ditolong orang miskin bukannya orang kaya dan mampu menolong orang miskin.He he he

Tanya: Kalau di kereta bisnis atau eksekutif mereka khan nggak boleh masuk Mas?

Jawab: Justru itu.Orang kaya dilindungi dari mereka.Kalau kondisinya seperti itu ya orang kaya makin kaya yang miskin makin miskin...

Tanya: Ha ha ha kayak lagunya Bang Rhoma dong...

Jawab: Itulah yang saya bilang,keadilan belum merata.Saya pernah bertemu dengan seorang polisi ketika sedang mencuci motor.Kita bicara soal keadilan itu.Bagaimana seorang kaya yang punya motor atau mobil bagus tahunnya baru tapi ngisi bensin yang bersubsidi.Adil nggak?

Tanya: Ya nggak adil itu Mas...

Jawab: Nah,ini juga contoh sederhana.Anak orang miskin beli jajan satu bungkus Malkist harganya Rp 500,- anak orang kaya jajan juga Malkist yang harganya Rp 500,- Adil nggak?

Tanya: Nggak adil juga Mas...

Jawab: Ya khan,sama juga dengan Gas LPG.Tabung gas 3 kg itu khan bersubsidi.Yang kaya sama yang miskin belinya ya sama Rp 13.000,- sementara penghasilannya besar yang kaya.He he he gimana coba?

Tanya: Itu juga nggak adil Mas...

Jawab: Ya khan.Padahal UUD 45 telah mengamanatkan bahwa fakir miskin dan anak telantar dipelihara oleh negara.Sama juga ketika kita ditangkap polisi.Masuk penjara.Yang kaya sama yang miskin jatahnya beda juga.Disana ada kelasnya.Kalau kaya bayar kamar yang bagus.Makan minum dan segala kebutuhan hidupnya selama disel juga beda dengan yang nggak punya duit kayak saya nih...

Tanya: Kalau menurut Mas konsep keadilan bagaimana?

Jawab: Menurut saya konsepnya yang muda dan mampu harus meluangkan dana untuk kesejahteraan mereka.Jadi begini ada pajak kesejahteraan bagi mereka yang bekerja dan berpenghasilan.Kemudian pajak itu dialokasikan untuk mengangkat mereka yang papa.Terus pajak itu juga untuk memberi hak pensiun bagi mereka yang bukan TNI Polri atau PNS dengan syarat harus sudah memiliki KTP seumur hidup.Artinya ada jaminan hidup pada hari tua atau pensiun dari negara untuk mereka yang sudah berumur 60 tahun keatas.Dana pensiun itu diambilkan dari pajak kesejateraan itu.Jadi orang nggak berebut untuk jadi PNS TNI atau Polri hanya untuk mengejar pensiun.

Jawab: Wah bagus juga Mas konsep ,tapi kenapa nggak terpikir ya?

Tanya: Yah begitulah kita.

Tanya: Nah kalau cerita yang di Polda gimana?

Jawab: Didalam sel Polda Metro Jaya,saya menikmati apa yang diberikan negara saja.Nggak ada sabun,nggak ada sikat gigi,nggak ada pasta gigi,nggak ada kebutuhan dasar itu.Semua beli.Sampai sampai,air minumpun diblokir supaya kita beli.Makanpun demikian kita dijatah namanya Nasi Cadong.Nasi itu cocok buat makanan ayam kata teman saya satu sel.Nasinya keras banget,nasi aking kata orang.Lauknya kanji goreng he he ancur deh...

Tanya: Itu khan salah satu cara untuk membuat jera para penjahat...kalau makannya enak,penuh penjara Mas...

Jawab: Nggak juga.Kalau mereka punya masa depan baik,ngapain milih dipenjara.Mereka dipenjara karena nggak punya usaha.Terjepit ekonominya.Makanya kemudian kalap,jadi penjahat.Kebanyakan dari mereka memilih profesi itu karena butuh makan.Bandar narkoba juga nggak jauh-jauh dari urusan perut.Memang lifestyle mereka glamour karena disesuaikan dengan keadaan.Kliennya orang berduit jadi jualnya juga pakai gaya kliennya.Kalau nggak gitu mana laku narkoba.Mau dapat duit gede ya jualnya lebih murni kelas satu pasti harganya mahal kalau sudah gitu pasti untungnya juga besar.Nggak beda kok dengan profesi pedagang cuman jualannya aja beda.

Tanya: Mas punya pengalaman banyak ketika di penjara?

Jawab: Oh pasti.Saya menikmati dengan pengalaman hidup saya itu.Meskipun pahit tapi enak buat obat.Pengalaman hidup itu nggak akan terbelikan.Jarang sekali mendapat pengalaman yang luar biasa seperti itu.Nanti akan saya ungkapkan pengalaman hidup saya selama dalam sel Polda Metro Jaya.

Tanya: Oh iya Mas,Mas belum cerita setelah penangkapan itu bagaimana?

Jawab: Ceritanya panjang loh,waktunya masih cukup?

Tanya: Kalau cerita Mas biasanya panjang nih...

Jawab: Nah mau saya ceritakan atau bagaimana?

Tanya: Oke kita break dulu ajalah,nanti kita sambung lagi dengan cerita Mas ketika ditangkap Polda Metro Jaya.Yang ini juga sudah panjang Mas.Baik pembaca blog yang budiman,kita break dulu dan lain waktu kita sambung lagi dengan cerita seputar penangkapan IW yang dibungkam dari pemberitaan media massa.Salam...