15 August 2011

Pedihnya Hidup Dalam Belenggu Fitnah (2)

Kehidupan orang yang memfitnah IW sungguh luar biasa.Keadaannya lebih baik daripada IW yang hingga sekarang harus berkutat dengan recovery ekonominya.

Dari foto-foto yang kita dapatkan saat mereka berlibur ke Bali sekeluarga,terlihat betapa bahagianya orang yang memfitnah IW.

Juga terlihat dengan lingkungan perumahan elite dan furniture yang lengkap serta ditemani oleh istri tercinta Ocha Julianto dan anak-anak mereka Nara dan Dedek Opal ,terlihat mereka bahagia.

Mereka tidak tahu bahwa kebahagiaan mereka adalah hasil jerih payah ayahnya memfitnah IW dengan berbagai cara.

Mereka juga sering tamasya dan menikmati keindahan Jakarta.Dengan foto keluarga yang dilakukan oleh fotografer professional terlihat anak-anak mereka mengenakan jas berkupu-kupu seperti dalam dongeng.Anak-anak itu tidak tahu bahwa jas dan dasi kupu-kupu adalah perjuangan ayahnya memfitnah IW.

Kita tidak perlu berpanjang lebar dengan sanjungan pada Wawan Julianto, orang yang melakukan fitnah keji terhadap IW tetapi kita mulai saja dengan perbincangan seputar kehidupan IW yang hingga sekarang masih menderita akibat fitnah keji yang dilakukan oleh Wawan Julianto,orang suruhan Wishnutama Direktur Utama TransTV.

Tanya: Mas,apa komentar Anda dengan keadaan yang kontradiktif antara Anda dan orang yang melakukan fitnah terhadap Anda?

Jawab: Antara bangga dan sedih.

Tanya: Lho kok bisa Mas,bukannya Anda mustinya berkomentar buruk?

Jawab: Kita hidup itu ada yang mengatur.Saat ini kita senang mungkin besok kita mati.No Body Know.Saya bangga pada Wawan karena ternyata dia benar-benar sukses seperti kata Tama di Shout Box.

Saya mendidik dia tidak sia-sia.Saya mempromosikan dia juga tidak sia-sia.

Cuman sedihnya,mengapa dia menuju kearah sukses itu harus dengan cara yang tidak baik?Dengan cara yang keji dan cara yang dilarang oleh agama yang dia anut?

Sukses dengan cara itu tidak langgeng.Contohnya Presiden Soeharto.Bagaimana dia menikam dari belakang seorang Soekarno,orang yang mendirikan Republik ini dengan susah payah,dengan kucuran darah dan keringat.

Ketika Soekarno jatuh karena fitnah,beliau tidak dapat bangkit lagi hingga ajal menjemput.Benar-benar telak dan sakit sekali rasanya kalau orang difitnah itu.

Saya tidak bisa melukiskan bagaimana sakitnya orang yang difitnah.Sejak fitnah itu saya kemudian ingat Soekarno.Seperti ini rasanya orang difitnah itu.Saya bisa menyelami bagaimana bathin Soekarno saat dibui di rumah tahanan.Waktu itu Soekarno tidak boleh dikunjungi oleh siapapun.

Dan ketika saya ditangkap dan dipenjara di Polda Metro Jaya,tidak ada satupun orang yang membezuk saya.Persis seperti apa yang dialami oleh Soekarno.

Bagaimana rasanya orang yang setelah difitnah,ditangkap dan dipenjara.Saya sudah mengalaminya.Dan cerita ini akan menjadi sejarah hidup saya yang akan saya ceritakan pada anak cucu saya nanti.Blog ini juga menjadi sejarah hidup saya bagaimana rasanya difitnah oleh orang yang telah saya didik dengan baik.

Tanya: Oke,Mas pasti punya dugaan awal pada Wawan Julianto ketika Mas difitnah.

Jawab: Iya.Dari manuver-manuver Wawan pada saya kemudian perangai dia bersama Rahmadi Makmur serta Aris K Sumardi yang berubah,saya sudah menduga tetapi sumber akurat sebenarnya sudah ada.

Tanya: Siapa sumbernya Mas?

Jawab: Waktu saya meminta tanda tangan untuk mengisi form pengunduran diri,saya bertemu dengan Bagus Ajiwahyu salah satu Kepala Departemen di Finance.Dia cerita sama saya bahwa ada orang yang meniup fitnah pada saya.

Dia tidak percaya dengan fitnah terhadap saya dan dia cuman bilang bahwa orang yang meniup fitnah itu mulai dipercaya Azuan Syahril.

Saya kemudian menganalisa siapa orang itu.

Masukan awal dari Bagus Aji Wahyu menjadi masukan penting bagi saya.Orang yang disebut Bagus Aji Wahyu rupanya Wawan Julianto.

Tanya: Bagaimana Anda bisa menangkap basah orang yang memfitnah Anda,sehingga dugaan Anda benar.

Jawab: Setelah banyak sekali masukan yang saya dapat,saya belum bisa beraksi karena saya harus menyelamatkan keluarga saya dulu.

Kemudian pada Februari 2007, ada diskusi di milis organisasi.Kebetulan saya masih aktif saat itu.Saya coba pancing dengan peristiwa kecelakaan kerja yang terjadi di stasiun transmisi Joglo Jakarta.

Waktu itu saya berharap bahwa saya bisa menemukan orang yang memfitnah saya akan melakukan sabotase di TransTV.

Alhamdulillah,rupanya usaha saya diridhoi oleh Allah SWT.Saya bisa mengetahui dengan pasti siapa yang melakukan fitnah pada saya seperti yang disampaikan oleh Pratiknyo-staf ahli Ishadi SK.

Tanya: Sungguh diluar dugaan bahwa Wawan Julianto akhirnya terpancing juga ya Mas?

Jawab: Kalau Allah sudah berkehendak,tidak ada siapapun manusia yang bisa menghalangi.Saya yakin dengan kekuasaan Allah.

Tanya: Mengapa Wawan begitu tega hingga gelap mata melakukan fitnah terhadap Anda?

Jawab: Dia itu selain ambisi merebut peluang jabatan dari saya,juga disuruh atasannya.

Peluang jabatan itu bagus.Tahun 2006 gaji seorang Kepala Departemen sekitar 12 juta.Lambok Sibarani berkata pada saya."Enak tuh si Wawan dari gaji Supervisor yang 4 juta kemudian dapat penyesuaian jadi 12 juta".Itu kata Lambok waktu itu pada saya,saya nggak ngarang.

Tanya: Wah kalau sekarang sudah 20 an juta dong Mas.

Jawab: Itulah nikmatnya fitnah.Jerih payah orang memfitnah itu ibarat Soeharto.32 tahun berkuasa setelah memfitnah Soekarno hanya dalam waktu 1 tahun.He he he makanya kalau Anda pingin sukses dengan cepat,banyak-banyaklah melakukan fitnah.Pasti Anda sukses.

Tanya: Ha ha ha bisa aja Mas bercanda.Mana enak makan uang dari hasil memfitnah.

Jawab: Lah nyatanya Soeharto sukses dan bergelimang harta.7 turunan harta yang ditimbun nggak habis dimakan tuh.

Tanya: Tapi endingnya?

Jawab: Yang penting khan bahagia dulu,selama 32 tahun.Lama khan enaknya.Anda bandingkan dengan kehidupan Soekarno?Kalau saya pilih jadi lakon Soeharto.Hidup makmur gemah ripah loh jinawi kata orang Jawa.

Tanya: Dengan keadaan Mas,Mas bisa bangkit lagi nggak?Jangan-jangan bernasib seperti Soekarno?

Jawab: Di jaman Soekarno tidak ada internet.Jadi Soekarno tidak bisa bikin blog untuk mencurahkan isi hatinya setelah mendapat fitnah.

Kalau sekarang,saya bisa mencurahkan segenap isi hati saya.Dengan cara itu saya tidak terlalu sesak dengan pikiran yang menjepit saya.

Keadaan saya memang belum baik karena secara psikologis saya masih terbelenggu dengan fitnah itu.Setiap saya bertindak salalu saja berbayang fitnah itu sehingga hati saya suka timbul kemarahan.Dendam apalagi.Saya sudah bicara dengan banyak orang terutama ulama.Namun tetap saja hati saya belum bisa menerima perlakuan itu.

Saya pernah ungkapkan kepedihan hati saya pada Kompol Slamet Santoso Kepala Unit 4 Cyber Crime Polda Metro Jaya.Saya juga pernah bilang sama Kompol Slamet agar menagkap saya lagi dengan membawa pistol yang berisi penuh peluru.Saya pernah minta Kompol Slamet untuk menembak kepala saya.

Tanya: Terus apa tanggapan Kompol Slamet?

Jawab: Dia mengerti kemarahan saya.

Tanya: Anda pernah marah juga waktu di Polda Metro Jaya?

Jawab: Iya.Nanti saya akan ceritakan lengkap dilain waktu.Saya akan cerita bagaimana saya ditangkap dan disel di penjara Polda Metro Jaya.

Tanya: Boleh cerita sedikit tentang kemarahan Anda?

Jawab: Baik,waktu itu saya ngobrol dengan Kompol Slamet Santoso di ruangannya.Beliau cerita bahwa Ltif Harnoko Kepala Departemen Human Capital TransTV ingin bertemu saya.

Tanya: Apa maksudnya bertemu dengan Anda?

Jawab: Noko itu khan sok jagoan.Kalau ada karyawan yang punya masalah lalu dipanggil dan dikasih ceramah.Biasa lah tipikal orang HRD.

Waktu saya dipecat,dia juga pernah ceramahin saya.Tapi waktu itu saya cuman tersenyum karena dalam hati saya sudah bersumpah bakal membalas perlakuan dia pada saya.Dia telah merendahkan saya dengan mengatakan "nila setitik merusak susu sebelanga".Duluan saya berjibaku membesarkan TransTV daripada dia.Kontribusi saya terhadap TransTV dilecehkan.Saya belum bisa membalas sekarang tapi tunggulah saatnya.

Tanya: Terus hubungannya dengan cerita Kompol Slamet Santoso?

Jawab: Begini.Kompol Slamet Santoso tidak mengijinkan Noko bertemu saya karena setelah saya ngamuk di Polda Metro Jaya,Kompol Slamet Santoso takut kalau Noko bisa bertemu saya,kemudian saya ngamuk sama Noko."Nanti Polda Metro Jaya bisa ribut" kata Kompol Slamet Santoso menjelaskan pada saya.

Dalam hati saya cuman berkata "kenapa Noko dilarang datang bertemu saya,coba bertemu pasti sudah saya rontokkan giginya".Memang saya niat sekali waktu itu.Kalau sampai Noko datang dan bertemu saya,saya akan tinju mukanya hingga patah hidungnya dan berdarah-darah.

Tanya: Wah serem juga Mas

Jawab: Yah...saya ingin dia belajar dari kasus saya.Pengalaman adalah guru yang paling penting.Kalau dia sudah punya pengalaman saya tonjok,pasti dia tidak akan mengulangi perbuatannya lagi.

Tanya: Pertanyaan terakhir Mas,apa kesulitan yang Anda hadapi setelah fitnah itu?

Jawab: Selain konflik bathin yang lebih parah lahiriah nya.Saya suka kesulitan keuangan.Hari ini saja anak saya yang sekolah di SD kelas 2 tidak masuk kelas.

Tanya: Kenapa?

Jawab: Ada kewajiban siswa membawa zakat fitrah 2,5kg beras.Ibunya bingung karena tidak ada uang buat beli beras segitu banyaknya.Lha kita makan cuman butuh 1 kg beras sehari.Itupun kadang kurang.Akhirnya anak itu tidak mau masuk sekolah karena malu tidak bisa bawa beras zakat.

Tanya: Kejadian seperti itu sering?

Jawab: Ya pokoknya kalau dalam sehari ada kegiatan yang mengeluarkan uang,pilihannya nggak masuk sekolah gitu.

Tanya: Baiklah Mas mudah-mudahan kondisi Anda lekas membaik dan tidak lagi terjadi kejadian seperti itu.Wah rupanya panjang juga kita ngobrol.Lain waktu kita sambung lagi,dan pembaca blog itulah kira-kira keadaan psikologis dari IW akibat FITNAH KEJI yang dilakukan oleh Wawan Julianto,orang suruhan Wishnutama Direktur Utama TransTV.Lain waktu kita sambung lagi....