16 August 2011

Pedihnya Hidup Dalam Belenggu Fitnah (3)

Dalam meniti karir di TransTV,IW hampir tidak mengenal waktu.Tidak pernah menuntut dan menunjukkan loyalitas yang tinggi terhadap pekerjaannya.Bersama Saut Siahaan,teman dan sahabatnya dari RCTI,IW bahu mambahu mewujudkan cita-cita sang taipan pribumi Chairul Tanjung yang sekarang telah menjadi orang terkaya ke 974 sedunia dari Indonesia.

IW hanyalah pekerja biasa.Jabatannya juga tidak terlalu tinggi.Namun semua orang mengenal IW,mulai dari Office Boy hingga Komisaris Utama.

Dengan ketenarannya itu,Wishnutama Direktur Utama TransTV harus meminta ijin Chairul Tanjung untuk memecat IW.

Setelah kasus penangkapan IW oleh Polisi Cyber Crime Polda Metro Jaya,ketenaran IW mencuat kepermukaan.Sayangnya media menyembunyikan kasus ini.

Kasus pencemaran nama baik yang terjadi selain kasus IW,banyak yang diberitakan media dengan gencar.Prita Mulya Sari adalah contoh kasus yang dimaksud.Nama Prita menjadi kondang hingga calon-calon Presiden menjadikan Prita sebagai alat propaganda politik untuk merangkul massa.Apalah Prita.Kasusnya murni pencemaran nama baik.Kesalahan Prita sebenarnya sudah jelas.Dia menulis email dan menyebarkannya ke teman-temannya karena kesal dengan pelayanan RS OMNI Jakarta.

Berbeda dengan kasus IW.Kasus IW,boleh disebut sebagai kasus langka.Kasus yang belum pernah terjadi sebelumnya.

IW melakukan semua ini dengan sengaja.Selain ingin menyelesaikan persoalan pribadinya,IW juga ingin menguji efektifitas Undang-Undang ITE yang telah menghabiskan uang rakyat.

Hingga kini efektifitas Undang-Undang ITE "hanya" berlaku untuk Prita Mulyasari yang lemah.Dia seorang perempuan sehingga mudah sekali terjerat Undang-Undang ITE.

Undang-Undang ITE belum dapat menyentuh seorang IW,yang jelas dengan kelamin laki-laki.Seorang laki-laki gentle yang telah menghadapi kerasnya hidup di dunia ini dengan penuh kesabaran.

Kita persingkat saja dan mari kita mulai lagi dengan sesi tanya jawab bersama IW:

Tanya: Mas,kita ingin menggali lagi kepedihan hidup Anda setelah mendapatkan fitnah keji dari Wawan Julianto,anak didik Anda yang kemudian menjadi monster.

Jawab: Baik,saya suka dengan model tanya jawab begini.Kalau dulu setelah saya perhatikan image nya kurang baik.Banyak orang yang datang ke blog ini,setelah melihat kemudian mereka menilai ini aksi menjelek-jelekkan TransTV,Radityo Djajoeri menyebut Black Campaig terhadap TransTV.

Tanya: Oke,mungkin Mas bisa jelaskan lebih detil karena Mas disini khan Komandan.

Jawab: Baik.Saya jelaskan bahwa apa yang terjadi sebelumnya merupakan cara untuk memblow up.Kalau kita memanaskan air,harus ada apinya.Nah sekarang sudah terblow up,cuman sayang mereka masih punya senjata.

Tanya: Maksudnya?

Jawab: Ya mereka masih punya tangki pemadam api.Bisa berupa uang yang kemudian digunakan untuk membungkam.

Tanya: Detilnya apa?

Jawab: Begini.Pernah tahu kasus perselingkuhan Wishnutama dengan Cut Tari?Kasus itu diblow up oleh Liputan 6-SCTV.Menurut info dari Lambok Sibarani,Kepala Departemen Maintenance di Trans7,ketika kasus itu mencuat di SCTV,Ishadi SK yang menjabat sebagai Direktur Utama,mengirim SMS ke seluruh Direktur Utama televisi swasta se Indonesia supaya jangan memberitakan kasus perselingkuhan itu.

Tanya: Kenapa Mas?

Jawab: Dalam sebuah penjelasan di forum meeting,Ishadi SK mengatakan bahwa kita mesti professional.Menjatuhkan image stasiun tv lain dengan cara seperti itu tidak professional.Dia ingin sampaikan bahwa bersainglah dengan sehat.Bersaing dalam program.

Tanya: Bagus itu Mas,mestinya seperti itu.

Jawab: Dalam bisnis persaingan itu wajar.Ishadi SK itu khan mantan birokrat.Bukan professional swasta.Jadi apa yang dikatakan Ishadi SK,saya tidak sependapat.Bisnis itu kejam.Saling menjatuhkan.Caranya harus lihai.Cara yang dilakukan di SCTV tidak lihai.Kurang prof untuk menjatuhkan Tama.Istrinya diwawancarai di TV lain.Terlihat kesannya jelek.Selain itu curhatnya dia nggak mutu.Mestinya dia tidak sebagai ibu rumah tangga.Sekali lagi terlihat nggak mutu.Istrinya itu selebritis juga,jadi model iklan.Dunia nya seleb.Jadi background curhatnya dia ya pakai cara seleb.Kasus rebutan laki-laki yang melibatkan Krisdayanti,itu bagus.Jadi cerita infotainment.

Tanya: Oke,kalau dikaitkan dengan kasus Mas?

Jawab: Nah saya menduga Ishadi SK melakukan hal yang sama terhadap kasus saya.Dia punya alat pemadam api.Ishadi SK mengirim SMS ke seluruh media supaya tidak memblow up kasus ini.

Tanya: O begitu...jadi apa stateginya.

Jawab: Nantilah kita diskusikan di darat saja.Kalau dibahas disini mereka pasti cari alat pemadam lain.

Tanya: Ha ha ha...oke kita kembali ke Wawan Julianto,apa yang Anda tahu dengan Wawan?

Jawab: Sebenarnya dalam kreteria prestasi pada saat training di Bumi Wiyata Depok,rangkingnya nggak bagus.Background nya juga nggak cocok.Dia itu teknik elektro arus kuat.

Saya dulu punya policy terhadap sistem rekrutmen di stasiun transmisi,dari 4 orang operator,3 harus elektro arus lemah dan 1 dari elektro arus kuat.3 orang itu punya tanggung jawab terhadap peralatan elektronik di stasiun sedangkan 1 orang elektro arus kuat bertanggung jawab terhadap mesin pembangkit listrik (genset) serta peralatan listrik lainnya.Kalau leadernya bebas yang penting dia punya leadership yang kuat.Ada pengalaman leadership sudah cukup.

Dan kalau power pemancarnya besar diatas 5 KWatt,operatornya double jadi 8 orang.6 orang elektro arus lemah dan 2 orang elektro arus kuat.

Tanya: Wawan itu dulunya operator genset?

Jawab: Iya.Dan ketika saya membutuhkan orang untuk mendukung pekerjaan di departemen,saya angkat dia jadi supervisor termasuk Rahmadi Makmur dan Aris K Sumardi.Waktu itu saya memang tidak lakukan fit dan proper test karena saya butuh cepat.Mungkin ini kesalahan saya.

Tanya: Setelah Mas pilih mereka,ada perubahan sikap?

Jawab: Saya melihatnya iya.Mereka seolah-olah dibutuhkan karena saya comot dengan cepat.Karena merasa dibutuhkansikap mereka angkuh,sombong terhadap temannya.

Tanya: Ada buktinya Mas?

Jawab: Ada.Saya dapat laporan dari Singgih,komandannya Building Management.3 orang itu menghadap Latif Harnoko Kepala Departemen Human Capital (HRD).

Tanya: Infonya?

Jawab: Kata Singgih,Wawan,Rahmadi dan Aris K Sumardi melakukan protes ke Noko.

Tanya: Kenapa Mas?

Jawab: Begini ceritanya.Saut Siahaan merekrut orang baru di Joglo.Peluangnya jabatan sebagai Kepala Stasiun.Namanya Daniel.Dia dari UI.Kalau saya nilai Daniel itu bagus.Cool dan otaknya pintar.Tadinya saya akan promosikan dia menggantikan Wawan.Nah persoalannya,saat rekrutmen dengan HRD,negosiasi gaji dengan Noko,Daniel bisa dapat nilai lebih dari pada Wawan Julianto dan teman-temannya.Entah bagaimana Wawan tahu gaji Daniel.Kemudian karena gajinya sedikit,3 orang itu protes ke Noko.

"Masak gaji supervisor kalah sama bawahannya yang Kepala Stasiun" kata Singgih mengutip omongan Wawan.

Sejak itu saya mulai tidak respek lagi dengan Wawan.Dan kecurigaan saya mulai menjadi ketika dia suka mengadu-ngadu ke Azuan Syahril yang kemudian melakukan fitnah pada saya.

Tanya: Oke,terus?

Jawab: Saya pernah panggil Wawan untuk saya ajak ngobrol.Saya bilang sama Wawan kalau saya tidak ingin berlama-lama di TransTV.Saya mau buka usaha di Surabaya.Dengan putusan saya itu saya ingin dia gantikan Saut Siahaan dengan cara yang baik.

Tanya: Komentar Wawan?

Jawab: Dia bilang "iya Mas".Cuman saya nggak percaya lagi dengan omongannya.Mulutnya itu berbisa.Hati-hati saja.Sekarang ngomong iya,besok dia tikam dari belakang.

Tanya: Sifatnya memang bawaan orok kali Mas...

Jawab: Entahlah,sudah habit,kata teman kos saya.

Tanya: Kalau Rahmadi dan Aris?

Jawab: Mereka sebenarnya baik.Cuman mudah terpengaruh.Mereka kemudian bersekongkol dengan Wawan.

Tanya: Mas,perubahan sikap Wawan terhadap Mas pasti ada sebabnya.

Jawab: Saya ndak tahu,memang pernah suatu hari saya dilapori Singgih.Saya agak lupa kejadiannya.Setelah Singgih lapor,saya kemudian emosi dan tanpa sadar saya bilang "Tak Pecat".

Tanya: Maksudnya?

Jawab: Ya karena tingkahnya itu saya berniat mengajukan surat pemecatan ke Noko.

Tanya: Kenapa tidak segera dilakukan?

Jawab: Saya masih mikir.Kalau saya melakukan tindakan,saya punya opsi.Nanti kalau saya pecat,bagaimana dia.Makan apa,keluarganya bagaimana?yah opsi seperti itu.Saya memang tidak tegas dalam memutuskan tindakan bila berkaitan dengan kemanusiaan.

Tanya: Oke,terus?

Jawab: Nah karena saya biarkan,mungkin dia jadi berani dan sombong.Waktu itu masih panas-panasnya saya menghadang Rico,teman Wishnutama di Indosiar,mantan manager MetroTV yang ketahuan korupsi.

Ketika saya sibuk menghadang Rico untuk masuk menggantikan Saut Siahaan,Kepala Departemen Transmisi,eh saya lengah.Ada musuh dalam selimut.Begitu saya lengah,ditikam saya dari belakang.Kurang ajar....

Tanya: He he he Mas bermain tinjunya kurang lincah...

Jawab: Bisa iya bisa tidak,lha saya lagi konsentrasi menghadang musuh,dia tembak punggung saya.Dimana-mana pasti kena tembakannya.Jarak dekat lagi.

Tanya: Ha ha ha ya sudahlah Mas,itu jadi pelajaran kita semua.

Jawab: Betul sekali.Teman boleh teman tapi tetap waspada.Musuh itu nggak jauh-jauh posisinya.Disebelah kita bisa saja jadi musuh.

Tanya: Mungkin Mas tahu kalau Wawan dapat angin karena didukung Saut Siahaan?

Jawab: He he he saya sih tahu soal itu.Waktu itu saya dan Singgih dipanggil Noko.Dia minta info soal masalah Saut dan Singgih.Terus setelah kita ngobrol,Noko juga menyinggung sikap Saut Siahaan yang menunjuk Wawan jadi careteker atau Pjs.

"Saut itu kalau mau keluar ya keluar aja nggak perlu nunjuk-nunjuk Wawan" kata Noko.

Saya menduga setelah Wawan ditunjuk Saut menjadi careteker atau Pjs,dia jadi Besar Kepala.

Tanya: Kenapa Saut tidak tunjuk Mas?

Jawab: Saut itu sakit hati sama saya.Waktu berantem sama Singgih soal penangkal petir yang nggak beres,saya sempat membantu menyelesaikan masalah itu.Saya turun tangan karena urgent sekali.Banyak peralatan saya yang rusak karena dihantam petir.Mau nggak mau karena urgent saya nggak mikir lagi.Eh ternyata si Saut mengira saya memihak Singgih.Kacau.

Tanya: Oh begitu,baik Mas kita break dulu.Banyak yang sudah kita dapat dari Mas.Penjelasan Mas cukup lengkap dan detil.Mudah-mudahan cerita Mas tidak lagi dianggap sebagai sebutan media menjelek-jelekkan TransTV atau Black Campaign seperti yang disebut Radityo Djadjoeri,seorang wartawan senior di TempoGroup.Terimakasih pada pembaca yang masih setia mengikuti cerita dalam kasus menghebohkan ini.